Saturday, January 22, 2011

J.U.J.U.R

Jujur, itu bukan kata asing lagi bagi kita, tentunya kita telah sering mendengar, menemukan kata itu. Tapi bagaimana pelaksanaan jujur itu? Seringkah kita menemukannya?


Kenyataan yang ironis, kejujuran seperti sudah menjadi barang langka. Padahal ia adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Apalah arti hidup penuh sandiwara dan topeng? Penuh kepalsuan? Bukankah kejujuran itu jauh lebih indah?


JUJUR. Sebuah kata singkat yang hanya terdiri dari 5 huruf. Terdengar tak sulit dilakukan, tapi saat pelaksanaannya tidaklah mudah dan dampak serta manfaatnya sungguh luar biasa.


Beberapa contoh ketidakjujuran yang nge-trend di negara kita, Indonesia:

- Korupsi
   Korupsi sudah seperti makanan sehari-hari dalam pemberitaan di Indonesia. Sungguh mengesankan! Ah typo~ maksud saya, sungguh mengenaskan! Seolah korupsi ini suatu tradisi, terutama dalam pemerintahan Indonesia. Muncullah semboyan ga korup ga gaul.
   Wahai Tuan-Nyonya pemimpin bangsa!
   Tidakkah kalian malu melihat kenyataan pahit ini? Sejujurnya saya sebagai rakyat Indonesia malu, imej Indonesia ternoda dengan tradisi korupsi ini. Tapi beberapa dari kalian malah dengan bangganya makan uang rakyat, tanpa rasa malu! Tidakkah kalian bisa melawan ketamakan dan ego itu?
   Tuan-Nyonya pemimpin bangsa,,
   Kalian adalah harapan kami yang hanya rakyat biasa. Tentunya kami berharap banyak para pemimpin kami dapat membawa perubahan Indonesia menjadi lebih baik.
   Iya, saya harap para pemimpin yang masih "bersih" dari korupsi, tidak akan pernah mengikuti jalur sesat itu, pun hanya terlintas di pikiran..

- Kecurangan saat ujian/ulangan
   Yah,, saat tradisi non-jujur kaum dewasa terjadi di perkantoran, ada juga tradisi non-jujur di kalangan muda. Yang paling miris adalah saat UN (Ujian Nasional), saat banyak kunci jawaban beredar, ada juga pihak sekolah berusaha meluluskan siswa/i-nya walaupun dengan "jalur sesat".
   Untuk apalah UN kalau pelaksanaannya juga tidak jujur? Apalah guna? Bahkan tidak sedikit pengawas ujian yang telah mengetahui kecurangan siswa/i awasannya, tapi mereka hanya bisa diam seribu bahasa. Ah apakah ini karena dalam beberapa periode, UN jadi syarat tunggal kelulusan? Jadi beberapa mereka tidak percaya diri dan melakukan cara curang? Awalnya, tujuan UN justru untuk uji kemampuan, uji kelayakan siswa untuk naik ke tingkat selanjutnya, dan untuk penyetaraan kualitas sekolah di seluruh Indonesia. Tapi,, kalau pelaksanaannya seperti ini.. Yakinlah saya, tujuan baik pemerintah itu tidak akan tercapai sepenuhnya. 
   Apa indahnya kelulusan, nem tinggi, tapi didapat dari cara yang tidak diridhai Allah? Walaupun lulus dengan nem pas-pasan tapi jujur 100% hasil sendiri, itu akan buat kita merasa bangga dan puas. Ga percaya? Mau bukti? Coba aja sendiri!
   Lagipula pada akhirnya yang menentukan kelulusan dan kesuksesan kita adalah Allah. Saat sudah yakin lulus dengan cara kotor itu, misalkan kunci jawaban,, tapi jika Allah berkehendak tidak meluluskannya, maka kun fa yakun! Begitupun sebaliknya, saat kita berusaha mengerjakan sendiri, tapi banyak mengalami kesulitan dan ragu akan kelulusan kita, Allah bisa saja menjadikannya LULUS.
   Ayolah pelajar Indonesia~ penerus bangsa~ junjung tinggi kejujuran!  
        

No comments:

Post a Comment